Mendalam dan Menginspirasi : Kupuku Indonesia Lanjutkan Estafet Pembelajaran Mendalam di Magelang

Magelang, Juli 2025. Setelah sukses menggelar Workshop dan Focus Group Discussion (FGD) Deep Learning pada Februari lalu, Kupuku Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam mengakselerasi transformasi pendidikan melalui pendekatan Deep Learning yang terintegrasi dengan Project Based Learning (PjBL), Inquiry Learning, dan Computational Thinking. Kali ini, kegiatan berlangsung lebih masif namun tetap personal, melibatkan 80 guru dari berbagai jenjang dan sekolah di wilayah Magelang dan sekitarnya.
Kegiatan sebelumnya yang digelar di Borobudur, Magelang, menjadi batu loncatan penting. Kala itu, guru-guru dari berbagai sekolah di Jawa Timur dan Jawa Tengah dikenalkan pada konsep pembelajaran mendalam secara berbeda: tanpa ceramah, tanpa instruksi panjang, tetapi lewat proses induksi yang memberdayakan mereka untuk menggali dan memaknai sendiri pengetahuan. AI bukan sekadar alat bantu, melainkan sahabat dalam proses refleksi dan eksplorasi.
Lebih Luas dan Terstruktur: Kupuku Membagi Sesi ke Dalam Tiga Gelombang Pelatihan
Berangkat dari antusiasme tersebut, Kupuku Indonesia melanjutkan program pelatihan pada 7–12 Juli 2025 dalam tiga gelombang (batch) yang terstruktur:
- Batch I (7–8 Juli) diikuti oleh satuan pendidikan dari tingkat KB hingga SD, yaitu:
- KB-TK Kanisius Pendowo
- SD Kanisius Pendowo
- KB-TK St. Yusup Sumberrejo
- TK Kanisius Bina Ari
- SD Kanisius Sumberrejo 02
- SD Kanisius Wanurejo
- KB-TK Kanisius Pendowo
- Batch II (9–10 Juli) menghadirkan keberagaman jenjang dari TK hingga SMA, meliputi:
- TK Bina Yoga Dharma
- TK Kanisius Siswa Siwi
- SD Kanisius Blongkeng
- SD Kanisius Kenalan
- SMP Kanisius Muntilan
- SMA Marsudirini Muntilan
- TK Bina Yoga Dharma
- Batch III (11–12 Juli) merupakan sesi yang melibatkan peserta dari Temanggung dan sekitarnya:
- TK Kanisius Sumber
- TK Kanisius Temanggung
- SD Kanisius Sumber
- SD Kanisius Temanggung
- SMP Kanisius Sumber
- SMP Kanisius Temanggung
- TK Kanisius Sumber
Dengan skema ini, setiap batch mampu mengeksplorasi tema secara lebih fokus, memperdalam diskusi dalam FGD, dan menciptakan ruang pembelajaran yang kolaboratif antar lembaga.
Lahirnya Trainer Baru
Kupuku menargetkan tidak hanya peningkatan kapasitas individu guru, tetapi juga lahirnya trainer-trainer baru di lingkungan sekolah Kanisius. Mereka diharapkan dapat menularkan pendekatan pembelajaran mendalam yang berkesinambungan dari jenjang TK hingga SMA, meskipun Yayasan Kanisius Cabang Magelang sendiri belum memiliki jenjang SMA.
Dalam prosesnya, muncul dinamika yang memperkaya wawasan peserta. Misalnya, sekolah-sekolah Kanisius di Magelang menetapkan tema proyek sejak awal tahun ajaran melalui rapat kerja, sehingga implementasi PjBL bisa langsung dimulai sejak hari pertama sekolah. Sementara SMA Marsudirini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan tema melalui refleksi personal dan eksplorasi lingkungan sekitar. Proses ini berlangsung selama 1–2 bulan, dan menjadi bagian integral dari siklus PjBL. Di Marsudirini, proyek siswa bahkan dipertajam melalui Karya Tulis Ilmiah yang menjadi syarat kelulusan.
Menemukan Makna dari Proses
Romo A.P. Danang Bramasti SJ, Kepala Yayasan Kanisius Cabang Magelang, menceritakan bahwa seorang peserta dengan penuh semangat menyampaikan kepadanya bahwa pelatihan ini adalah “pelatihan paling keren sepanjang yang pernah ia alami.” Sebuah pengakuan yang lahir bukan dari mewahnya fasilitas pelatihan, melainkan dari kedalaman proses yang dialami oleh para guru.
Hal senada diungkapkan Ayuba Dwi Krista dari SD Kanisius Sumberrejo: “Betapa menantangnya membawa siswa ke dalam proses pembelajaran yang tidak hanya selesai di buku dan papan tulis. Dibutuhkan kesiapan mental, kreativitas, serta kerja sama yang solid di antara kita, para guru. Namun saya juga menyadari bahwa di situlah letak kekuatannya. Ketika siswa terlibat dalam proyek nyata, mereka tidak hanya belajar pengetahuan, tetapi juga nilai kehidupan.”
Bersama, Kita Bisa Mengubah Arah Pendidikan
Kupuku Indonesia percaya bahwa perubahan besar dalam pendidikan berawal dari langkah kecil yang konsisten dan kolaboratif. Dengan mengintegrasikan Deep Learning, Inquiry Learning, PjBL, dan Computational Thinking, Kupuku mengajak para guru untuk bukan hanya menjadi pelaksana kurikulum, tetapi fasilitator kehidupan.
"Kami ingin menciptakan ruang di mana guru belajar bukan untuk diajar, tetapi untuk menghidupkan kembali semangatnya. Karena transformasi pendidikan bermula dari hati dan pikiran para pendidik." -Tim Kupuku Indonesia